Kisah Perselingkuhan - 3




Pijatan-pijatan kecil di bahuku berasa nyaman serta enak sekali. Saya demikian nikmati apa merasa. Sampai sesaat selanjutnya badanku melemas. Kepalaku mulai ketahan oleh perut Mas Kode yang masih tetap ada di belakangku. Sesaat saya buka mataku, terlihat Yanti membelai vaginanya sendiri dengan tangan kanannya, sesaat tangan kirinya meremas perlahan ke-2 payudaranya dengan cara berganti-gantian. Tersungging senyuman di bibirnya.
"Nikmati Rida..! Nikmati apakah yang kamu saat ini rasakan..!" suara Yanti masih sedikit membisik.

Saya masih terlena oleh sentuhan ke-2 tangan Mas Kode yang mulai datang di wilayah atas payudarara yang tidak tertutup. Mataku masih terpejam.

"Ini.. kan yang kamu kehendaki. Kupinjamkan suamiku..!" kata Yanti lagi.

Mataku terbuka serta kembali lagi memerhatikan Yanti yang masih tetap dengan tempatnya.

"Mari Mas..! Nikmati Rida yang sempat kamu taksir dahulu..!" kata Yanti lagi.

"Tentunya Sayang.., asal.. kamu izinkan..!" kata suara berat Mas Kode.

Badannya dibungkukkan. Selanjutnya mukanya ditempelkan dibagian atas kepalaku. Berasa bibirnya mencium mesra wilayah itu. Kembali lagi saya pejamkan mata. Bulu-buluku makin keras berdiri. Sentuhan lembut tangan Mas Kode betul-betul nikmat. Benar-benar pandai sekali sentuhan itu memancing gairahku untuk bangun. Ditambah lagi saat tangan Mas Kode samping kanan berupaya buka kain handuk yang masih tetap tutupi badanku itu.

"Oh.., Mas.., Maas.. jangaan.. Mas..!" saya cuma bisa mengatakan demikian tanpa ada kuasa meredam aksi Mas Kode yang sudah sukses buka handuk serta membuangnya jauh.

Tinggallah badan 1/2 bugilku. Sekarang gairahku telah mencapai puncak serta saya mulai lupa dengan situasiku. Saya telah terbius situasi.

Mas Kode mulai berlutut, tetapi masih pada tempat di belakangku. Kembali lagi ia membelai semua badanku. Dari punggungku, lalu ke perut, naik ke atas, leherku juga terkena gantian disentuhnya, serta saya mendesah nikmat saat leherku mulai di cium mesra oleh Mas Kode. Sesaat desahan-desahan kecil terdengar dari mulut Yanti.

Saya melirik sesaat mengarah Yanti, ternyata ia sedang masturbasi. Lalu saya pejamkan mata lagi, kepalaku kutengadahkan memberi ruang pada leherku untuk diciumi Mas Kode. Persaanku tidak malu-malu lagi, saya telah kepalang basah. Saya lupa jika saya sudah bertemumi, serta saya betul-betul akan merasai apakah yang akan kurasakan kelak, dengan lelaki yang bukan suamiku.

"Membuka ya.. BH-nya, Rida..!" kata Mas Kode sekalian melepas kancing tali BH-ku dari punggung.

Beberapa menit BH itu lepas, karena itu berasa bebas ke-2 payudaraku yang semenjak barusan tertekan sebab mengeras. Suara Yanti makin keras, ternyata ia capai orgasmenya. Kembali lagi saya melirik Yanti yang memasukkan jemari manis serta jemari telunjuknya ke vaginanya sendiri. Terlihat ia mengejang dengan mengusung pinggulnya.

"Akh.., nikmaats.. ooh.. nikmaatts.. sekalii..!" demikian beberapa kata yang keluar dari mulutnya.

Serta selang beberapa saat ia terkulai lemas di tempat tidur itu. Sesaat Mas Kode repot dengan kegiatannya.

Sekarang ke-2 payudaraku telah diremasi dengan mesra oleh ke-2 telapak tangannya dari belakang. Sekalian terus bibirnya menjilati inci untuk inci kulit leherku semuanya. Sedang enak-enaknya saya, mendadak ada yang menarik celana dalamku. Saya buka mataku, ternyata Yanti berupaya untuk melepas celana dalamku itu. Karena itu kuangkat pantatku sesaat mempermudah celana dalamku dilepaskan oleh Yanti. Karena itu sesudah terlepas, celana dalam itu dibuang jauh oleh Yanti.

Saya menggeser tempat dudukku ke arah sisi tengah tempat tidur itu. Mas Kode ikuti pergerakanku masih dari belakang, saat ini ia tidak berlutut, tetapi duduk pas di belakang badanku. Ke-2 kakinya diselonjorkan, karena itu pantatku sekarang ada di selangkangan punya Mas Kode. Berasa oleh pantatku ada benjolan keras di selangkangan. Ternyata penis Mas Kode telah tegang optimal.

Lalu Yanti buka lebar-lebar pahaku, hingga kakiku ada di atas paha Mas Kode. Lalu dengan tempat tidur telungkup, Yanti dekatkan mukanya ke selangkanganku, serta apakah yang berlangsung..

"Awwh.. ooh.. eeisth.. aakh..!" saya menjerit nikmat saat kembali lagi kurasakan lidahnya menyapu-nyapu belahan vaginaku, berasa kelentitku makin menegang, serta saya tidak bisa menahan diri karena nikmat, geli, enak, dan lain-lain bersatu di badanku.

Kembali lagi kepalaku menengadah sekalian mulutku terbuka. Karena itu Mas Kode tidak menyiakan kesempatan kali ini. Dia paham tujuanku. Dari belakang, bibirnya langsung melumat bibirku yang terbuka itu dengan nafsunya. Karena itu kubalas ciuman itu dengan nafsu juga. Ia mengisap, saya mengisap juga. Terjadi transisi air liur Mas Kode dengan air liurku. Terciuma aroma rokok pada mulutnya, tetapi aroma itu tidak mengganggu kesenangan ini.

Ke-2 tangan Mas Kode makin keras meremas ke-2 payudaraku, tetapi memunculkan nikmat yang teramat, sesaat di bawah Yanti makin menyenangkan. Ia terus menjilat serta mencium vaginaku yang sudah banjir. Banjir oleh cairan pelicin vaginaku serta air liur Yanti.

"Mmmhh.. akh.. mmhh..!" bibirku masih dilumati oleh bibir Mas Kode.

Badanku makin panas serta mulai memberi pertanda jika saya akan capai pucuk kesenangan yang kutuju. Selanjutnya, saat remasan pada payudaraku itu makin keras, serta Yanti menjilat, mencium serta mengisap vaginaku makin liar, badanku menegang kaku, keringat dingin bercucuran serta mereka mengetahui jika saya sedang nikmati orgasmeku. Saya mengusung pinggulku, automatis ciuman Yanti lepas. Makin orgasmeku berasa saat jemari telujuk serta jemari manis Yanti dimasukkan pada liang vaginaku, selanjutnya ditariknya 1/2, lalu dimasukkan lagi.

Perlakuan Yanti itu berkali-kali, yakni mengeluar-masukkan ke-2 jarinya ke lubang vaginaku. Tidak bisa diutarakan dengan beberapa kata begitu nikmat serta enak di saat itu.

"Aakh.. aawhh.. nikmaatss.. terus.. Yantii.. ooh.. yang cepaat.. akh..!" teriakku.

Badan Mas Kode meredam badanku yang mengejang itu. Jarinya memilin-milin puting susuku. Bibirnya mengulum telingaku sekalian membisikkan suatu hal yang membuatku makin melayang-layang. Bisikan-bisikan yang memujiku itu belum pernah kudengar dari Mas Hadi, suamiku.

"Mari cantik..! Nikmatilah orgasmemu.., jangan kamu tahan, mengeluarkan semua Sayang..! Nikmatilah.., nikmatilah..! Oh.., kamu cantik sekali bila orgasme..!" demikian bisikan yang keluar dari mulut Mas Kode sekalian terus mengulum telingaku.

"Aakh.. Maass, aduh.. Yanti.., nikmaats.. oh.. enaaks.. sekali..!" teriakku.

Pada akhirnya badan kejangku mulai melembek, diiringi dengan turunnya kesenangan orgasmeku itu.

Perlahan-lahan sekali badanku turun serta pada akhirnya terkulai lemas di pangkuan Mas Kode. Lalu badan Yanti mendekapku.

Ia berbisik padaku, "Ini.. belum seberapanya Sayaang.., kelak akan kamu alami punyai suamiku..!" sekalian mengatakan demikian ia mencium keningku.

Mas Kode bergerak dari duduknya serta berjalan entahlah mengarah mana, sebab di saat itu mataku masih terpenjam seolah malas terbuka.

Entahlah berapakah lama saya terlelap. Saat kusadar, kubuka mataku perlahan-lahan serta mencari Yanti serta Mas Kode sesaat. Mereka tidak berada di kamar ini, serta ternyata mereka membiarkanku tertidur sendiri. Saya melihat jam dinding. Telah jam sepuluh malam. Selekasnya saya bangun dari tempat tidurku, lalu berjalan ke arah pintu kamar. Telingaku dengar alunan suara musik classic yang datang dari ruang tamu. Serta saat kubuka pintu kamar itu yang kebetulan berdekatan dengan ruangan tamu, mataku mendapatkan satu adegan dimana Yanti serta suaminya melakukan persetubuhan.

Yanti dengan tempat menelentang di sofa sedang ditindih oleh Mas Kode dari atas. Nampak badan Mas Kode sedang turun naik. Selekasnya mataku kutujukan pada selangkangan mereka. Jelas nampak penis Mas Kode yang berkilat sedang keluar masuk di vagina Yanti. Terdengar juga erangan-erangan yang keluar dari mulut Yanti yang sedang nikmati hujaman penis itu di vaginanya, membuat badanku perlahan-lahan menghangat. Selekasnya saja kuhampiri mereka serta duduk pas di muka badan mereka.

Di antara kesenangan, Yanti menatapku serta tersenyum. Ternyata Mas Kode memerhatikan istrinya serta sesaat ia hentikan pergerakannya serta melihat ke belakang, ke arahku.

"Akh.. Mas.., jangan berhentii doong..! Oh..!" kata Yanti.

Serta Mas Kode kembali lagi fokus lagi dengan kegiatannya. Terdengar kembali desahan-desahan nikmat Yanti yang berkumandang ke semua ruang tamu itu. Saya kembali lagi gelagapan, kembali lagi risau serta badanku makin panas. Dengan refleks tanganku membelai vaginaku sendiri.

"Oh.. Ridhaa.., nikmat sekaallii.. loh..! Akuu.. ooh.. mmh..!" kata Yanti kepadaku.

Saya lihat muka nikmat Yanti yang demikian cantik. Kepalannya terkadang mendongak ke atas, matanya terpejam-pejam. Kadang-kadang ia gigit bibir bawahnya. Ke-2 tangannya melingkar pada pantat suaminya, serta menarik-narik pantat itu dengan keras sekali. Saya lihat penis Mas Kode yang besar itu makin ambles di vagina Yanti. Samakin mengkilat saja penis itu.

"Oh Mas.., saya hampiir sampaaii..! Teruus.. Mas.. terus..! Semakin keras lagiih.., ooh.. akh..!" kata Yanti.

Yanti mengusung tinggi-tinggi pinggulnya, Mas Kode terus dengan pergerakannya menaik-turunkan badannya pada keadaan push-up.

"Maass.., akuu.. keluaar..! Aakh.. mhh.. nikmaats.., mmh..!" kata Yanti lagi dengan badan yang mengejang.

Ternyata Yanti capai orgasmenya. Tangannya tadi melingkar di pantat suaminya, sekarang beralih melingkar di punggung.

Mas Kode stop bergerak serta biarkan penis itu menancap dalam di lubang kemaluan Yanti.

"Owhh.. banyak Sayang.. keluarnya. Hangat sekali memekmu..!" kata Mas Kode sekalian menciumi muka istrinya.

Bisa kubayangkan perasaan Yanti di saat itu. Begitu enaknya ia. Serta saya juga kelimpungan dengan merubah-rubah tempat dudukku di muka mereka. Sesaat selanjutnya, Yanti mulai melemas dari kejangnya serta mengubah tempatnya. Selekasnya ia turun dari sofa saat Mas Kode mengambil penis dari lubang kesenangan itu. Saya lihat secara jelas begitu besar serta panjang penis Mas Kode. Serta ini baru pertama-tama saya menyaksikannya, sebab waktu barusan di kamar, Mas Kode masih tutupi penisnya dengan celana dalam.

Dengan selekasnya Yanti menungging. Lalu selekasnya juga Mas Kode berlutut di muka pantat itu.

"Giliranmu.. Mas..! Ayoo..!" kata Yanti.

Tangan Mas Kode memegang penis itu serta arahkan langsung ke lubang vagina Yanti. Selekasnya ia mendesak pantatnya serta melesaklah penis itu ke vagina istrinya, diiringi dengan lenguhan Yanti yang sedikit ketahan.

"Owwh.. Maas.. aakh..!"

"Aduuh.. Yantii.., kempit Sayangh..!" kata Mas Kode.

Lalu kaki Yanti dirapatkan demikian rupa. Serta selekasnya pantat Mas Kode mulai mundur serta maju.Ufh.., panorama yang demikian indah yang kulihat saat ini. Baru kesempatan ini saya melihat sepasang manusia bersetubuh pas di depanku dengan cara langsung. Makin mereka percepat tempo pergerakannya, makin saya terangsang demikian rupa. Tanganku tadi cuma membelai-belai vaginaku, sekarang mulai sentuh kelentitku.

Kesenangan mulai mengaliri badanku serta makin saya tidak tahan, hingga saya masukkan jariku ke vaginaku sendiri. Saya sendiri benar-benar nikmati masturbasiku tanpa ada terlepas pandanganku pada mereka. Belum juga telingaku jelas dengar desahan serta rintihan Yanti, saya bisa memikirkan apakah yang dirasa Yanti serta saya benar-benar ingin sekali merasakan, merasai vaginaku juga dimasukkan oleh penis Mas Kode.

Bersambung..... Artikel Berkaitan