Kisah Perselingkuhan - 4




Sesaat selanjutnya Mas Kode mulai melenguh keras. Kuhentikan kegiatanku serta terus memerhatikan mereka.
"Aakhh.. Yantii.. nikmaats.. aakh.. saya keluaar..!" teriak Mas Kode berkumandang.

"Oh.. Maas.. akuu.. juggaa.. akh..!"

Ke-2 badan itu bertepatan mengejang. Mereka capai orgasmenya dengan cara bersama.

Penis Mas Kode masih menancap di vagina Yanti hingga kemudian mereka melemas, serta dari belakang badan Yanti, Mas Kode memeluknya sekalian meremas ke-2 payudara Yanti. Mas Kode masukkan semua spermanya ke vagina Yanti.

Lama sekali saya lihat mereka tidak bergerak. Ternyata mereka benar-benar kecapekan. Di sofa itu mereka tertidur bertumpukan. Badan Yanti ada di bawah badan Mas Kode yang menindihnya. Mata mereka terpejam seakan tidak mempedulikan saya yang duduk terdiam di depannya. Sampai saya mulai bangun dari dudukku serta bergerak pergi ke arah kamarku. Sesampai di kamar saya baru sadar jika saya masih telanjang bundar. Karena itu saya juga kembali lagi ke arah kamar Yanti dimana celana dalam serta BH yang akan kupakai ada disana.

Pada saat saya berjalan melalui ruangan tamu itu, saya lihat mereka masih terkulai di sofa itu. Tanpa ada mempedulikan mereka, saya terus berjalan masuk kamar Yanti serta memungut celana dalam serta BH yang berada di lantai. Sesudah kukenakan semua, kembali lagi saya berjalan ke arah kamarku serta pernah satu kali lagi saya melihat mereka di sofa itu di saat saya melalui ruangan tamu.

Sesampai di kamar, entahlah mengapa rasa capek serta kantukku hilang. Saya jadi makin risau memikirkan insiden yang baru kualami. Pertama saat saya dimasturbasikan oleh suami istri itu. Serta yang ke-2 saya terus memikirkan insiden dimana mereka lakukan persetubuhan yang hebat itu. Kemauanku untuk merasai penis Mas Kode besar sekali. Saya menginginkan sekali Mas Kode saat ini mendekati serta menikmatiku. Tetapi itu kemungkinan tidak ada, sebab saya lihat mereka telah capek sekali.

Entahlah telah berapakah kali mereka bersetubuh di saat saya terlelap barusan. Saya makin tidak bisa meredam pergolakan birahiku sendiri sampai saya merebahkan diri di kasur empuk. Dengan tempat telungkup, saya mulai pejamkan mata bermaksud supaya saya terlelap. Tetapi semuanya percuma. Sebab kembali lagi insiden-kejadian baru saja terus membuntutiku. Dengan cepat saya ingat jika barusan saat mereka bersetubuh, saya lakukan masturbasi sendiri serta itu tidak usai. Karena itu tanganku selekasnya kuselipkan di selangkanganku. Saya membelai kembali lagi vaginaku merasa panas itu.

Serta saat tanganku masuk ke celanaku, saya mulai sentuh klitorisku. Kembali lagi saya nikmat. Saya tidak sanggup membendung perasaan itu, serta jariku mulai mendapatkan lubang kemaluanku yang berlendir itu. Dengan berupaya memikirkan Mas Kode menyetubuhiku, kumasukkan jemari tengahku ke lubang itu dalam-dalam. Kelembutan di vaginaku serta gesekan di dinding-dindingnya membuatku mendesah kecil.

Sekalian mengeluar-masukkan jemari tengahku, saya memikirkan begitu besar serta panjangnya penis Mas Kode. Beda sekali dengan penis Mas Hadi yang kumiliki. Kemaluan Mas Kode panjang serta besarnya normal-normal saja. Sedang punya Mas Kode, telah panjang serta besar, dihiasi oleh urat-uratnya yang mencolok di lingkaran tangkai kemaluannya. Itu semua kulihat barusan serta sekarang teringat di benakku.

Beberapa waktu selanjutnya, saat ada suatu hal lainnya di vaginaku, makin kupercepat jemari ini kukeluar-masukkan. Sekalian terus membuntuti Mas Kode yang menyetubuhiku, serta saya benar-benar tidak memikirkan suamiku sendiri. Tiap bayangan suamiku ada, segera kubuang bayangan itu, sampai kembali lagi Mas Kode lah yang kubayangkan.

Tanpa ada sadar, saat saya akan capai orgasme, saya membalikan tubuh serta saya masukkan jemari telunjuk ke lubang vaginaku. Pada kondisi celentang saya mengangkangkan selebar kemungkinan pahaku. Sekarang dua jariku yang keluar masuk di lubang vaginaku. Karena itu kesenangan itu bersambung hebat hingga tanpa ada sadar saya menyebut-manggil perlahan nama Mas Kode.

"Akh.. sshh.. Mass.. Sandii.. Okh.. Mass.. Mas.. Kode.. aakkh..!" itu yang keluar dari mulutku.

Seer.. saya berasa ke-2 jariku hangat sekali serta makin licin. Saya mengusung ke atas pinggulku sekalian tidak melepas ke-2 jariku menancap di lubang vaginaku. Beberapa lama badanku merinding, mengejang, serta nikmat tidak terhitung. Sampai selanjutnya saya melemas serta pinggulku turun dengan cepat saat kesenangan itu perlahan-lahan menyusut.

Saya mengambil jemari jariku serta cairan yang melekat di jari-jari itu selekasnya kujilati. Asin campur gurih yang kurasakan di lidahku. Dengat mata yang terpejam-pejam kembali lagi saya memikirkan penis Mas Kode yang sedang kuciumi, kuhisap, serta kurasakan. Cairan yang asin serta gurih itu kubayangkan sperma Mas Kode. Ohh.., enaknya semuanya.

Serta sesudah saya senang, baru kuhentikan hayalan-hayalanku itu. Kutarik selimut yang berada di sampingku serta tutupi sekujur badanku yang mulai mendingin. Saya tersenyum sesaat mengingat hal yang baru saja, edan.. saya masturbasi dengan memikirkan suami seseorang.

Pagi harinya, saat saya terbangun dari tidurku serta buka mataku, saya lihat dibalik jendela kamar telah jelas. Jam berapakah saat ini, pikirku. Saya melihat jam dinding telah memperlihatkan jam sepuluh pagi. Saya terkejut serta bangun dari tempat tidurku. Ufh.., lemas sekali tubuh ini rasa-rasanya. Kukenakan celana dalamku. Sebab udara sedikit dingin, kubalut badanku dengan selimut serta mulai berdiri.

Saat berdiri, sedikit kugerak-gerakan badanku bermaksud supaya rasa lemas itu selekasnya hilang. Lalu dengan gontai saya berjalan ke arah pintu kamar serta buka pintu yang tidak terkunci.

Sebab saya ingin pipis, selekasnya saya berjalan ke arah kamar mandi, sesampainya di kamar mandi selekasnya kuturunkan celana dalamku serta berjongkok. Keluarlah air hangat urine-ku dari liang vagina. Benar-benar banyak air kencingku, hingga saya pegal berjongkok. Sesaat selanjutnya, saat air kencingku habis, selekasnya kubersihkan vaginaku serta kembali lagi saya kenakan celana dalamku, lalu kembali lagi juga saya memutari kain selimut itu, hanya karena kain ini yang bisa kupakai untuk meredam rasa dingin, pakaian tidur yang akan dipinjami oleh Yanti masih ada di kamarnya.

Saya keluar dari kamar mandi itu, lalu berjalan ke arah ruang dapur yang ada tidak jauh dari kamar mandi itu, sebab tenggorokanku berasa haus sekali. Di dapur itu saya ambil satu gelas air serta meminum.

Sesudah minum saya berjalan lagi ke arah kamarku. Tetapi saat sampai di pintu kamar, sesaat pandangan mataku ke arah ruangan tamu. Disana ada Mas Kode sedang duduk di sofa sekalian mengisap sebatang rokok. Matanya memandangku tajam, tetapi bibirnya menunjukkan senyumnya yang manis. Dengan berbalut kain selimut di badanku, saya mendekati Mas Kode yang memerhatikan saya. Lalu saya duduk di sofa yang terdapat di depannya. Saya membalas tatapan Mas Kode itu dengan menyunggingkan senyumanku.

"Yanti mana..?" tanyaku kepadanya buka perbincangan.

"Sedang ke warung sesaat, tuturnya sich ingin membeli makanan..!" jawabnya.

"Mas Kode tidak kerja ini hari..?"

"Tidak akh.., malas sekali ini hari. Lagian khan saya tidak ingin kehilangan peluang..!" sekalian mengatakan demikian dengan tempat berlutut ia mendekatiku.

Sesudah pas di depanku, selekasnya tangannya melepas kain selimut yang membungkusi badanku. Lalu secara cepat sekali ia mulai meraba-raba badanku dari ujung kaki sampai ujung pahaku. Diperlakukan demikian tentunya saya geli. Selekasnya bulu-bulu badanku berdiri.

"Akh.. Mas..! Gellii..!" kataku.

Mas Kode tidak mempedulikan kata-kataku itu.

Sekarang ia mulai datangkan bibirnya ke semua kulit kakiku dari bawah sampai ke atas. Perlakuannya itu berkali-kali, hingga membuat rasa geli campur nikmat yang membuatku terangsang. Lama sekali perlakuan itu dilaksanakan oleh Mas Kode, serta saya juga makin terangsang.

"Akh.. Mas..! Oh.., mmh..!" saya menggenggam sisi belakang kepala Mas Kode serta menariknya saat mulut lelaki itu mencium vaginaku.

Makin saya mengangkangkan pahaku, dengan mesranya lidah Mas Kode mulai menjilat kemaluanku itu. Badanku mulai bergerak tidak teratur, merasai nikmat yang tanpa tara di sekujur badanku.

Saya buang kain selimut yang masih tetap melekat di badanku ke lantai, sesaat Mas Kode masih dengan kegiatannya, yakni menciumi serta menjilati vaginaku. Saya menengadah meredam nikmat, ke-2 kakiku naik di tumpangkan di ke-2 bahunya, tetapi tangan Mas Kode menurunkannya serta berupaya buka lebar-lebar ke-2 pahaku itu. Karuan saja selangkanganku makin tersingkap lebar serta belahan vaginaku makin membelah.

"Akh.. Mas..! Shh.. nikmaats..! Terus Mass..!" rintihku.

Ke-2 tangan Mas Kode ke atas untuk meremas payudaraku merasa telah mengeras, remasan itu membuatku makin nikmat saja, serta itu membuat badanku makin menggelinjang. Selekasnya saya meningkatkan kenikmatanku dengan menguakkan belahan vaginaku, jariku sentuh kelentitku sendiri. Oh.., begitu nikmat yang kurasakan, liang kemaluanku sedang disodok oleh ujung lidah Mas Kode, ke-2 payudaraku diremas-remas, serta kelentitku kusentuh serta kupermainkan. Hingga beberapa menit selanjutnya berasa badanku mengejang hebat dibarengi perasaan nikmat teramat benar-benar karena saya mulai dekati orgasmeku.

"Oh.. Mas..! Saya.. saya.. akh.., nikmaats.. mhh..!" bertepatan dengan itu saya capai klimaksku.

Badanku melayang-layang entahlah ke mana, serta benar-benar saya benar-benar menikmatinya. Ditambah lagi saat Mas Kode mengisap keras lubang kemaluanku itu. Tahu jika saya telah capai klimaks, Mas Kode hentikan kegiatannya serta selekasnya memelukku, mecium bibirku.

"Kamu benar-benar cantik, Ridha.., saya cinta kepadamu..!" sekalian mengatakan demikian, dengan pinggulnya ia kembali membuka pahaku, serta berasa tangkai kemaluannya sentuh dinding kemaluannku.

Selekasnya tanganku memegang kemaluan itu serta arahkan langsung pas ke liang vaginaku.

"Kerjakan Mas..! Kerjakan saat ini..! Beri cintamu padaku saat ini..!" kataku sekalian terima tiap ciuman di bibirku.

Mas Kode dengan perlahan-lahan memajukan pinggulnya, karena itu berasa di liang vaginaku ada yang melesak masuk dalam dalamnya. Gesekan itu membuatku kembali lagi menengadah, hingga ciumanku lepas. Begitu panjang serta besar kurasakan. Sampai saya merasai ujung kemaluan itu sentuh dinding rahimku.

"Suamimu selama inikah..?" tanyanya.

Saya menggelengkan kepala sekalian terus nikmati melesaknya penis itu di liang vaginaku.

Sesaat selanjutnya telah ambles semua semua tangkai kemaluan Mas Kode. Saya juga pernah bingung, kok dapat tangkai penis yang panjang serta besar itu masuk semuanya di vaginaku. Selekasnya saya melipatkan ke-2 kakiku di belakang pantatnya. Sekalian kembali lagi mencium bibirku dengan mesra, Mas Kode mendiamkan sesaat tangkai penisnya tenggelam di vaginaku, sampai satu waktu ia mulai menarik mundur pantatku perlahan-lahan serta memajukannya lagi, menariknya lagi, memajukannya lagi, demikian selanjutnya sampai tanpa ada diakui pergerakan Mas Kode mulai dipercepat. Karuan saja tangkai penis yang kudambakan itu keluar masuk di vaginaku. Vagina yang semestinya cuma bisa di nikmati oleh suamiku, Mas Hadi.

Di alam kesenangan, pikiranku menerawang. Saya seorang wanita yang telah bertemumi tengah disetubuhi oleh seseorang, yang tidak punyai hak benar-benar nikmati badanku, serta itu benar-benar di luar sangkaanku. Seakan-akan saya telah terjerat antara sadar serta tidak sadar saya benar-benar nikmati perselingkuhan ini. Begitu saya benar-benar menginginkan kenikmatan bersetubuh dari lelaki yang bukan suamiku. Ini semua karena Yanti yang memberikan kesempatan seolah teman dekatku itu tahu jika saya memerlukan ini semua.

Beberapa waktu berlalu, peluh kami telah bercucuran. Sampailah saya pada pucuk kesenangan yang kudambakan. Orgasmeku mulai berasa serta benar-benar saya benar-benar menikmatinya. Nikmati orgasmeku oleh lelaki yang bukan suamiku, manikmati orgasme oleh suami teman dekatku. Serta saya tidak menyangka jika rahimku juga memuat air sperma yang keluar dari penis lelaki kecuali suamiku.

Singkat ceritaku, sekarang saya telah kerja di salah satunya perusahaan punya bapaknya Yanti. Dengan begitu kehiduapanku setelah itu mulai lebih baik. Ini semua karena pertolongan dari teman dekatku Yanti. Tetapi saat ini terbentuk problema baru yang mengganggu pikiranku. Penghianatanku pada Mas Hadi tidak stop sampai di sini.

Hasrat seksku tidak bisa tertahan. Saya bisa layani suamiku sampai seringkali. Apabila saya tidak berasa senang, kulampiaskan gejolakku itu dengan Mas Kode, serta jika Mas Kode tidak ada, saya cari kenikmatan seksku dengan siapapun yang ingin. Serta untungnya sampai sekarang suamiku tidak tahu, tetapi apa kemungkinan ia sudah tahu..? Saya tidak peduli.

TAMAT Artikel Berkaitan